Pindah Rumah (Lagi)

Rumah yang kami tempati ketika baru datang ke Surabaya ternyata kurang ‘hida-friendly’. Dalam dua bulan, sudah tiga kali harus ke dokter. Mungkin karena layout bangunan yang mirip mess, semua kamar menghadap ke halaman, jadi rasanya berdebu sekali. Jadi dengan berat hati kami terpaksa mencari tempat kontrak yang lain.

Ada satu yang menarik, letaknya di perumahan di sebelah kantor. Tapi, selain harganya mahal, ternyata rumah itu akan ditempati oleh yang punya dalam waktu 1,5 tahun ke depan. Jadi setahun lagi harus pindahan lagi, cari kontrakan lagi… repot dong. Maka alternatif ini digugurkan.

Kemudian di dekat rumah yang sekarang, beda tiga blok, ada juga yang menarik. Teras depan luas, layout ruangan seperti rumah di Jambi, menghadap sungai (yang meski tidak jernih tapi ikan hidup dan dijadikan arena pancing di hari libur), serta teduh karena lingkungannya banyak pohon. Tapi, dasar ngga jodoh, rupanya ada salah persepsi. kami kira dikontrakkan untuk setahun, ternyata harus dibayar sekaligus untuk tiga tahun. Wah, sayang sekali, opsi ini pun gagal.

Setengah putus asa kita keliling cari tulisan favorit bulan ini: “Dikontrakkan”. Tanpa sengaja kami nemu komplek dengan rumah bagus-bagus. Tulisannya ‘dijual/dikontrakkan’ tapi waktu ditelpon boleh juga dikontrak untuk setahun dulu.

Setelah janjian, lihat rumah, wah cocok betul. Dapurnya resik dengan sink untuk cuci piring segala (jarang ada kontrakan dapurnya bagus. Yang sekarang malah ngga ada dapur, yang dua alternatif lain sekadar ada meja kayu untuk naruh kompor). Udah gitu ada bonus: Ruang depan sudah disulap jadi toko, lengkap dengan meja dan rak display-nya. Si Ibu juga nawarin untuk kita jualan, barangnya dari dia. Wah, peluang nih!

Setelah ngurusin segala administrasi, akhirnya hari Minggu kemarin kami pindah ke kontrakan yang baru. Mudah-mudahan rumah ini menjadi berkah bagi semua. Amiin.

Satu respons untuk “Pindah Rumah (Lagi)

  1. Selamat Mas,

    Semoga rumah kontrakan barunya berkah, sejuk dan nyaman. Dan semoga segera memilki rumah pribadi dan tidak letih utk pindah2 kontrakan lagi seperti saya sekeluarga 🙂 (Belum cukup modal 🙂 )

    hanin: Amiin. Sejuk si susah, Surabaya panas bener rek. Ntar kali ya kalo dah beli AC 🙂

Tinggalkan komentar