Kekuatan Duplikasi

Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia entrepreneurship (ttg modal usaha, skill, keberanian untuk memulai usaha, dst,dst). Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan bisnis setiap hari setelah 10 tahun berbisnis, mari kita simak kisah ilustrasi seorang TUKANG BECAK tamatan SD yang sudah mencapai “financial freedom” setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja, dgn “passive income” Rp. 9 juta/bulan !!!

Becak ke-1 :
Seorang tukang becak memiliki becak motor dengan penghasilan bersih Rp. 60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya sekitar Rp. 30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten menabung Rp. 30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang harganya Rp. 12 juta/unit.

Becak Ke-2 :
Ia sewakan becak keduanya dengan tarif Rp. 30,000/hari. Sementara ia tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp. 60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli becak ketiga.

Becak Ke-3 :
Ia sewakan becak ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke-4.

Becak Ke-4 :
Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-5 :
Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-6 :
Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-7 :
Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-8 :
Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-9 :
Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-10 :
Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi.

Setelah becak ke-10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan becak pertamanya ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang “mandor” untuk mengurusi ke-10 becaknya. Ia PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9 juta/bulan (sebelum potong gaji sang mandor). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2 TAHUN SAJA.

Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari sebuah bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam ilustrasi), sang TUKANG BECAK mampu mencapainya. Ini LOGIS, dan bisa terjadi. Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang seperti itu ? Mungkin 1 banding 10 juta. Tetapi ADA. Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang menjadi tukang becak seumur hidupnya dan terus hidup susah ? Buanyyaaak sekali.

Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1 ataupun S2, atau bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari. Kontras sekali bukan….

THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi. Kunci kesuksesannya terletak pada “duplikasi”. Ini rahasianya : “Jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tsb”.

Contoh : ikuti bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan asset tsb, dst.

KUNCI UTAMA LAINNYA adalah : Hidup hemat pada awalnya untuk menabung, uang tabungan di-investasikan untuk menghasilkan uang, lakukan terus berulang2, setelah penghasilannya sudah cukup besar, barulah hidup bersenang2.

Mari berhitung matematika …
Jika Anda diberikan 2 option kontrak kerja / kontrak bisnis berikut ini, mana yang Anda pilih ?
1). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan/ bulan Rp. 100 juta.
2). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan di bulan pertama cuma Rp. 1000, tapi berlipat dua setiap bulan.

Pilih mana ????
Jawabannya :
Option I :
Penghasilan Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp. 2,4 Milyar

Option II :
Bulan ke-1 : Rp.1.000
Bulan ke-2 : Rp.2.000
Bulan ke-3 : Rp.4.000
Bulan ke-4 : Rp.8.000
Bulan ke-5 : Rp.16.000
Bulan ke-6 : Rp.32.000
Bulan ke-7 : Rp.64.000
Bulan ke-8 : Rp.128.000
Bulan ke-9 : Rp.256.000
Bulan ke-10 : Rp.512.000
Bulan ke-11 : Rp.1.024.000
Bulan ke-12 : Rp.2 juta
Bulan ke-13 : Rp.4 juta
Bulan ke-14 : Rp.8 juta
Bulan ke-15 : Rp.16 juta
Bulan ke-16 : Rp.32 juta
Bulan ke-17 : Rp.64 juta
Bulan ke-18 : Rp.128 juta
Bulan ke-19 : Rp.256 juta
Bulan ke-20 : Rp.512 juta
Bulan ke-21 : Rp.1 milyar
Bulan ke-22 : Rp.2 milyar
Bulan ke-23 : Rp.4 milyar
Bulan ke-24 : Rp.8 milyar

Jika Anda pilih option I, Anda kecolongan hampir 6 MILYAR !!!

Kita hanya diajari oleh guru di sekolah tentang teori2 Albert Eintein spt rumus kekuatan bom atom spt “E=MC2”, dst. Tetapi tidak diajarkan bahwa “kekuatan duplikasi” juga dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling cemerlang abad 20, ia mengatakan “Kekuatan duplikasi adalah keajaiban dunia ke delapan”.

Sumber: http://danahibahabadi.blogspot.com/

7 respons untuk ‘Kekuatan Duplikasi’

  1. Ping-balik: Kekuatan Duplikasi
  2. tapi sering kehidupan tak selalu berjalan lurus…
    ada juga tikungan, tanjakan, dan lain sebagainya…
    jadi butuh perhitungan lainnya juga…
    salam kenal dari: http://simpanglima.wordpress.com/

    hanin: salam juga… betul, kehidupan kadang ada persimpangan nya. itulah seninya!

  3. Teori maning-teori maning…matur nuwun, kena nggo bahan intermezo neng kelas.

    hanin: Mas, mau nanya, apa hubungannya itungan replikasi ruwet gini sama bahasa inggris yang sampeyan ajar? kalo diterjemahin, tambah mumet tuh mahluk-mahluk manis di kelas sampeyan!

  4. Oh gak lah…sudah jadi tugas harian; bagaimana yang mudah kelihatan sulit, yang sulit kelihatan mudah. pokoknya gimanalah caranya biar tetep keliatan pinter, …ya gitu-gitulah. mudah dicerna, is it?

    hanin: it is, it is, deh… sing menarik mbok “biar tetep keliatan pinter”…. jan semblotongan pisan!

  5. bulan ke 24 emang c gajinya gede..
    tp masalahnya t org msh ada gk t ampe bulan 24
    bulan 1 aj kykna gk lewat d dengan modal seceng
    @_@

    hanin: well, itu kan cuman contoh, biar gak kebanyakan nol-nya. gimana kalo kita mulai dari angka satu milyar, atau satu trilyun?

Tinggalkan Balasan ke pudakonline Batalkan balasan